Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kontroversi Aborsi

Aborsi adalah sebuah dilema. Di satu sisi, banyak yang menganggapnya ilegal. Tetapi fakta membuktikan banyak negara yang mulai menoleransinya.

Kumpulan Esai - Menurut akar katanya, aborsi berasal dari kata abortus (bahasa Latin) yang berarti gugurnya janin/keguguran janin. Dalam perkembangannya, aborsi sendiri secara umum dapat diartikan sebagai peristiwa gugurnya janin dalam kandungan baik karena disengaja ataupun tidak.

Dari pengertian ini, maka muncullah beberapa jenis aborsi yang dibedakan menjadi dua, yakni aborsi spontan dan aborsi medis.

Aborsi spontan terjadi karena hal-hal yang alami, dalam arti sang ibu hamil tidak melakukan apapun secara sengaja yang berakibat pada kematian sang calon bayi/bayi.

Adapun penyebab dari aborsi alami ini bisa bermacam-macam, seperti: kecelakaan fatal yang mengakibatkan pendarahan serius (paling sering terjadi), lemahnya sel telur, rusaknya rahim karena penyakit, ataupun berbagai akibat lain yang berada di luar kendali sang ibu.

Biasanya keguguran atau aborsi jenis ini meninggalkan luka psikologis yang cukup mendalam, karena banyak pasangan yang sebenarnya mengidam-idamkan seorang bayi mungil nan lucu sebagai pelengkap kebahagiaan mereka.

Sedangkan  jenis aborsi yang kedua adalah aborsi yang disengaja. Sesuai dengan namanya, aborsi jenis ini memang dilakukan dengan sengaja.

Untuk aborsi jenis ini lebih tepat disebut sebagai pengguguran. Penyebabnya bisa bermacam-macam, baik dengan cara tradisional, seperti minum jamu, memukul-mukul rahim dengan benda keras, menusuk-nusuk vagina dengan jarum atau paku, sengaja mengonsumsi makanan tertentu yang menyebabkan keguguran (seperti nanas dan durian), sampai pada tindakan-tindakan medis yang terbilang modern, seperti operasi yang dilakukan oleh dokter.

Walau secara nalar pembunuhan adalah sebuah tindakan kriminal yang serius dan sudah sepantasnya dihukum berat, tapi nyatanya masih saja ada orang yang bisa berkilah.

Contoh nyata dari kasus ini adalah aborsi. Tidak ada yang bisa menyangka janin tersebut adalah seorang calon manusia muda yang mungkin akan berjasa memperindah kehidupan banyak orang suatu saat nanti. Atau jika janin yang malang tersebut belum dianggap sebagai manusia, tetapi ia adalah calon-calon manusia yang juga sudah memiliki hak untuk hidup.

Tetapi dengan berbagai perjuangan yang entah seperti apa, akhirnya ada juga negara (termasuk Amerika Serikat yang sebelumnya terkenal dengan hukumnya yang sangat puritan) melegalkan tindakan pembunuhan bernama aborsi ini.

Apa dasar pemikiran yang dipakai sehingga pembunuhan yang di dalam agama apapun adalah dosa, bisa dilegalkan bahkan dilindungi oleh undang-undang? Ternyata jawabannya cukup menggelikan. HAM. Memang dalam dunia, terutama dunia hukum, satu tambah satu belum tentu dua.

Begitu pula dengan aborsi. Tindakan yang tidak lain adalah pembunuhan ini ternyata dilegalkan dengan alasan HAM atau Hak Asasi Manusia sang ibu.

Pendapat mereka, semua wanita memiliki hak penuh atas tubuhnya, termasuk janin yang dikandungnya. mereka lupa bahwa si janin juga punya hak untuk hidup.  Waw!

Memang untuk beberapa kasus tertentu, seperti pemerkosaan atau karena alasan medis, tindakan aborsi bisa dibilang masuk dalam ranah abu-abu. Sangat sulit untuk membenarkan serta menyalahkan tindakan aborsi yang dilakukan oleh ibu yang telah mengalami pemerkosaan.

Atau juga tindakan aborsi yang terpaksa diambil untuk menyelamatkan sang ibu karena alasan kesehatan.

Terkadang bukan hanya sang ibu, para keluarga dekat dan orang-orang yang berada di sekitar sang calon ibu juga dihinggapi rasa bimbang. Antara membiarkan sang bayi terus tumbuh dan menikmati kehidupan atau kembali mengirimnya kepada Tuhan Sang Pencipta? Memang benar-benar sebuah pilihan yang sulit di masa yang sulit.

Membunuh Untuk Menyelamatkan?

Jika aborsi yang masuk dalam ranah abu-abu ini memang pantas untuk diperdebatkan, lalu bagaimana dengan aborsi yang dilakukan oleh pasangan yang hamil di luar nikah? Apakah janin yang tidak bersalah tersebut yang notabene dipaksa untuk tamat riwayatnya karena tidak diinginkan orang tuanya, memang dibenarkan untuk diaborsi?

Ternyata justru banyak aborsi yang dilakukan oleh mereka yang melakukan hubungan seks di luar nikah. Bisa oleh para remaja yang tidak mau susah mengurus anak hasil perbuatan mereka, pasangan selingkuh yang tidak mau repot menghidupi buah hubungan terlarang mereka atau bahkan pasangan suami istri yang lebih memilih karier dan materi.

Padahal kehidupan adalah anugerah Tuhan. Manusia mungkin boleh bertepuk dada mengirim para astronotnya ke bulan, menciptakan robot-robot canggih dan memproduksi senjata-senjata hebat.

Tapi secerdas-cerdasnya manusia, tidak ada satu pun yang mampu untuk menciptakan sebuah kehidupan. Lantas apa hak manusia untuk mematikan kehidupan melalui aborsi?

Inilah yang menjadi sebuah perdebatan panjang oleh berbagai kalangan. Bahkan di negara yang mengaku paling demokratis dan liberal semacam Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, perdebatan ini terlihat makin seru saja.

Ada yang menganggap bahwa setiap orang, termasuk wanita hamil, memiliki hak dan otoritas penuh dalam melakukan apapun terhadap diri mereka sendiri. Mereka lantas beranggapan bahwa melakukan aborsi merupakan sebuah hak yang melekat pada diri setiap wanita. Para pendukung teori ini kemudian lebih dikenal sebagai Pro-Choice Movement, atau gerakan Pro-Choice

Menelanjangi Topeng Gerakan  Pro-Choice 

Para tokoh dan pendukung gerakan Pro-Choice ini dikenal memiliki militansi yang luar biasa dalam usahanya untuk mengubah undang-undang yang sebelumnya melarang praktik aborsi. Bahkan dunia dibuat kagum dan terhenyak ketika Amerika Serikat akhirnya mengikuti langkah yang sebelumnya diambil oleh para sekutunya di Eropa Barat, melegalkan aborsi.

Keberhasilan yang paling fenomenal dari para aktivis Pro-Choice adalah dicabutnya larangan aborsi di Amerika Serikat pada tahun 1973. Padahal negeri Paman Sam ini sebelumnya sangat ketat dan tegas menghukum para pelaku aborsi. Para pelobi dan tokoh-tokoh Pro-Choice kemudian berusaha agar negara-negara lain meniru apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat, melegalkan praktik pembunuhan janin yang disebut aborsi ini.

Tapi gerakan yang melandaskan pola pikirnya pada teori-teori liberal ini ternyata memiliki lawan yang juga tidak mudah menyerah. Mereka tidak henti-hentinya berjuang agar undang-undang yang menolak melegalkan aborsi untuk tidak dicabut. Bahkan hingga kini, mereka berjuang agar undang-undang pelegalan aborsi di Amerika Serikat ditinjau ulang.

Gerakan yang gigih berjuang untuk indahnya kehidupan ini sering disebut sebagai gerakan Pro-Life.

Gerakan Pro-Life ini terlibat perdebatan yang luar biasa sengit dengan gerakan Pro-Choice. Mereka sadar, ketika aborsi dilegalkan, seperti yang diinginkan oleh para pendukung gerakan Pro-Choice, maka umat manusia terancam akan  eksistensinya. Logikanya sederhana, ketika aborsi masih dilarang saja, praktik ini masih banyak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Ada para pendukung gerakan Pro-Life yang curiga bahwa gerakan Pro-Choice juga mendapat dukungan dari beberapa pihak dengan motif-motif yang sangat tidak bermoral. Mereka menengarai para pengusaha dunia hiburan, industri film porno, cukong pengelola rumah hiburan hingga para penyedia layanan aborsi berada di balik gerakan Pro-Choice.

Sungguh ironis. Jika hal ini benar terjadi, maka sesumbar bahwa gerakan Pro-Choice adalah sebuah gerakan  yang membela kaum wanita ini ternyata hanyalah sebuah omong kosong.

Mereka ternyata adalah kepanjangan tangan kaum kapitalis yang bermotif pada uang dan materi. Maka jargon-jargon sok demokratis, sok membela harkat dan kebebasan wanita serta yang paling menyedihkan sok membela HAM, hanyalah bualan belaka. mereka tak lebih dari kepanjangan oknum-oknum yang mengeruk keuntungan dari pelegalan aktivitas aborsi.

Ketika Manusia Lebih Kejam Dari Iblis

Ada sebuah fakta yang cukup mengerikan mengenai aborsi. Beberapa pihak menganggap, menggugurkan janin pada usia tertentu (bisa berbeda di beberapa negara, tapi rata-rata berkisar antara 28-32 minggu) adalah sebuah hal yang tidak bisa disebut pembunuhan. Mereka menganggap bahwa janin yang masih pada kisaran umur tertentu belum bisa diklasifikasikan sebagai makhluk hidup (baca:manusia). Pernyataan macam apa ini?

Jelas ini adalah sebuah pernyataan dari seseorang yang bisa dibilang terganggu jiwanya. Pernyataan yang sebenarnya tidak bisa diterima oleh nalar dan nurani tersebut hanya akal-akalan dari seseorang yang sudah tidak sabar ingin segera membunuh sang janin.

Logikanya, andaikan si janin yang katanya belum bisa disebut makhluk hidup itu dibiarkan, bukankah ia akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Ini sama saja meracuni berhektar-hektar padi yang masih hijau dan mengatakan pada sang petani bahwa padi itu belum tentu menjadi padi. Sebuah lelucon konyol yang jelas tidak lucu.

Bisnis Amoral

Ada beberapa kenyataan yang sangat tragis dan mungkin bisa dikatakan sebuah tragedi. Ternyata para janin yang seharusnya hidup menjadi anak-anak manusia ciptaan Tuhan tersebut bukan hanya harus dihabisi nyawanya saja, tetapi juga mereka dieksploitasi sedemikian rupa dengan alasan yang cukup manyedihkan: uang.

Praktik kejam aborsi pun berkembang menjadi sebuah lapangan pekerjaan yang menggiurkan.Ternyata aborsi telah menjadi semacam lahan bisnis bagi oknum-oknum tertentu.

Mereka yang berkecimpung dalam bisnis tak bermoral ini adalah para dokter, dukun atau mereka yang sok paham medis. Ada juga para penjual obat-obat yang katanya mampu menggugurkan bayi dengan aman (dalam arti tidak membahayakan sang ibu).

Sungguh keji. Ketika janin yang belum bisa menangis itu menjerit-jerit karena hidupnya direnggut, mereka justru tertawa menikmati lembaran rupiah. Rupiah-rupiah mereka tak lain adalah lembaran-lembaran berlumuran darah yang berasal dari transaksi menjijikkan dan jauh dari kemanusiaan.

Ada dokter yang memasukkan alat-alat maut dalam tubuh sang ibu untuk mencincang, memutilasi dan menghabisi nyawa sang janin ternyata adalah dokter-dokter yang juga berpraktik di beberapa rumah sakit besar ternama. Mereka yang seharusnya menggunakan kepandaiannya untuk menyelamatkan kehidupan justru memilih menggunakannya untuk mematikan kehidupan.

Selain itu, ada pula para penjual obat aborsi yang sekali transaksi bisa meraup hingga jutaan rupiah. Padahal banyak dari obat-obat yang mereka jual ternyata justru membahayakan kehidupan sang ibu. Para penjual obat maut ini tidak peduli efek samping yang bisa ditimbulkan oleh barang dagangannya tersebut. Bagi mereka yang penting uang mengalir ke kantong.

Bahaya Aborsi 

Banyak wanita yang melakukan aborsi sebenarnya tidak paham mengenai bahaya yang bisa mereka timbulkan. Berikut adalah beberapa bahaya yang bisa muncul sebagai efek dari kegiatan aborsi:

Kematian mendadak karena pendarahan hebat atau pembiusan yang gagal

Kematian secara perlahan karena infeksi

Rahim sobek

Kerusakan pada rahim yang mengakibatkan cacat pada anak berikutnya

Kemandulan permanen

Kanker payudara

Kanker leher rahim

Kanker hati

Infeksi rahim

Infeksi organ dalam

Infeksi rongga panggul

Berbagai penyakit berbahaya lainnya

Selain itu juga dikenal istilah PAS atau Post Abortion Syndrome (sindrom pasca aborsi). PAS ini akibatnya juga tak kalah mengerikan, seperti:

Merasa kehilangan harga diri dan rendah diri

Mimpi buruk berkali-kali (biasanya tentang bayi)

Mulai terjerumus pada obat-obatan tertentu bahkan alkohol dan narkotika

Keinginan bunuh diri.

Sayangi Kehidupan

Ada pepatah yang terdengar sepele dan membosankan, tapi penuh dengan kebijaksanaan. ‘lebih baik mencegah daripada mengobati.’ Iman dan keyakinan kepada kuasa Tuhan adalah sesuatu yang bisa membentengi seseorang agar terhindar dari berbagai tindakan yang buruk, termasuk aborsi. Hubungan pacaran yang sehat juga harus menjadi pegangan.

Tidak ada satu bentuk kehidupan di muka bumi ini yang muncul tanpa kehendak Tuhan. Dengan menyayangi kehidupan, berarti juga turut menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang sejati, bukan monster yang hidup tanpa nurani.



sumber: 

www.esaiedukasi.com

http://aborsi.net

kompasiana.com

wikipedia.com

http://www.idibali.org

http://remajabali.wordpress.com

http://sudiantoaditya.blogspot.com

www.catatanadi.com

4 comments for "Kontroversi Aborsi "

  1. Sangat bermammfaatt nih biat yang dirumah,sekaligus penambah pengetahuan kesehatan khususnya bagi ibu yang sedang hamil

    ReplyDelete
  2. Untuk di Indonesia sendiri, aborsi itu boleh atau enggak, ya? Ada diatur di undang-undang, gak? Soalnya aborsi yang disengaja di Indonesia kerap sekali ditemukan.

    ReplyDelete
  3. Wah, ternyata aborsi adalah keguguran ya, dampak aborsi ini bahaya juga.

    Makasih informasinya

    ReplyDelete
  4. Ngeri kalo denger kata aborsi tapi sekarang apalagi nyampe di legalkan.

    ReplyDelete