Barrack Obama Menang : Anak Menteng Nongkrong (lagi) di White House
Kumpulan Esai - November kemarin, rakyat Amerika Serikat telah menyelenggarakan pesta demokrasinya berupa Pemilihan Presiden. Hajatan politik untuk memilih presiden ke-44 ini berakhir dengan kembalinya Barrack Husein Obama, yang juga adalah presiden Amerika Serikat pada periode sebelumnya. Ada banyak pihak yang cukup dikejutkan dengan hal ini, tetapi banyak pula yang memang sudah merasa bahwa Barrack Obama masih akan dipercaya oleh sebagian besar rakyat Amerika.
Mengapa Barrack Husein Obama, yang tak lain adalah satu-satunya presiden berkulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat mampu mengulang suksesnya seperti pada pemilihan presiden 4 tahun lalu?
Apakah mesin politik dan strategi kampanyenya memang masih terlampau cerdas dan trengginas bagi lawannya? Atau mungkin karena rakyat Amerika Serikat sudah merasa nyaman dengan kebijakan-kebijakannya yang justru bagi musuh-musuhnya sering disebut sebagai sebuah tindakan yang akan menjebloskan Amerika dalam kehancuran? Inilah dia sekelumit cerita tentang Barrack Husein Obama, si anak Menteng yang kembali menunjukkan tajinya merebut kursi kepresidenan Amerika untuk kedua kalinya.
Jejak Langkah Si Anak Menteng
Donald Trump (1), seorang milyuner sekaligus tokoh Partai Republik, pernah mengutarakan hal yang cukup menggemparkan. Secara terang-terangan pemilik berbagai perusahaan multinasional dan pengusaha kawakan ini mengatakan bahwa keikutsertaan Barrack Obama dalam pemilihan presiden Amerika Serikat adalah sebuah tindakan yang ilegal dan melanggar konstitusi. Apa pasal?
Ternyata Donald Trump tidak sepenuhnya yakin bahwa Barrack Obama lahir di Amerika Serikat. Konstitusi Amerika Serikat memang mengharuskan semua calon yang akan menjadi kandidat presiden haruslah lahir di Amerika Serikat . Isu ini ternyata cukup jitu untuk menarik perhatian media. Ia bahkan secara tidak langsung meminta agar kewarganegaraan Barrack Obama dicabut. Tapi kemudian sang milyuner harus menerima kenyataan pahit ketika pihak penyidik Amerika Serikat menyatakan bahwa Barrack Obama adalah sah warga Amerika Serikat dan lahir di Honolulu, Hawaii.
Menurut sumber yang sah, Obama lahir di Honolulu, negara bagian Hawaii pada 4 Agustus 1961. Walau memang memiliki ayah seorang Kenya, Nyang O’Ma Kogello (2), tetapi ibu Barrack Obama adalah seorang warga Amerika tulen. Ibu Obama sendiri bernama Ann Duham, seorang wanita kulit putih kelahiran Wichita, negara bagian Kansas.
Kemudian Ibu Obama, Ann Duham, bercerai dengan suaminya ketika Obama berusia sekitar 2 tahun. Setelah itu, ia menikah lagi. Kali ini dengan seorang pria asal Indonesia bernama Lolo Soetoro. Karena pernikahan ini pula, akhirnya Ann Duham memilih pindah dari Hawaii ke Jakarta, tentu saja bersama buah hatinya Obama kecil.
Di Jakarta, Ann Duham melakukan berbagai penelitian, terutama mengenai kehidupan warga di desa-desa di Jawa. Seperti diketahui Ann Duham adalah seorang antropolog yang bekerja untuk beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokusnya pada pemberdayaan masyarakat desa. Ia juga bekerja sebagai pekerja lapangan untuk menyelesaikan program disertasi doktoralnya. Walau begitu ia tetap tidak mengesampingkan pendidikan dan perhatian kepada Obama kecil.
Semasa kecil, Barry, sebutan Barrack Obama, bersekolah di SD Khatolik Santo Fransiskuss Assisi di Tebet. Di tempat itu, ia bersekolah selama tiga tahun dan kemudian memilih pindah ke SD Besuki (sekarang bernama SD Negeri Menteng 1), Menteng, Jakarta selama satu tahun.
Hal inilah yang membuatnya secara tidak langsung memiliki semacam ikatan emosional dan sejarah dengan Indonesia.
Ternyata semasa hidup di Menteng, Jakarta, Obama sudah diajari oleh ibundanya untuk hidup membaur dengan warga pribumi. Walau tercatat sebagai satu-satunya warga asing di lingkungan perumahannya, Obama ternyata memiliki banyak teman sewaktu kecil. Ia juga terbiasa memakai sarung dan kaos oblong saat bermain dengan teman-temannya. Tak jarang ia juga ikut bermain di kebun atau lapangan sekitar rumahnya.
Tak jarang pula Ibu Obama, Ann Duham, terlibat dalam beberapa kegiatan warga di lingkungan tempat tinggalnya. Itulah alasan mengapa sampai saat ini masih banyak warga di lingkungan Menteng dalam yang masih ingat tentang Ann Duham dan keluarganya.
Selain dididik untuk dapat bergaul, Obama juga diajari untuk bekerja keras, rajin belajar dan hidup prihatin. Ann Duham tidak ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang malas, lembek dan hanya bisa berfoya-foya. Setiap pagi, Ann Duham mengharuskan Obama untuk bangun tidak lebih dari jam 5 untuk kemudian belajar atau sekadar membaca buku.
Mahasiswa Brilian yang Sempat Terperosok Kokain
Kerja keras dan ketekunan Obama di masa kecilnya kemudian membawanya meraih keberhasilan, terutama di bidang pendidikannya. Setelah sempat bersekolah selama kurang lebih empat tahun, Barry kemudian kembali ke Hawaii dan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Punahou. Di sana ia tinggal bersama kakek dan neneknya.
Di Hawaii pula ia menempuh pendidikan menengah hingga akhirnya lulus pada tahun 1979. Pada masa itu ternyata merupakan salah satu masa kelam bagi Barrack Obama. Ia mengaku sempat terperosok menjadi pemakai kokain dan mariyuana. Saat menjelang pemilihan presiden pada tahun 2008, Ia menyebut masa itu sebagai masa kegelapan dan kesalahan moral terbesarnya.
Walau begitu ia lalu diterima sebagai mahasiswa pada Occidental College selama kurun waktu dua tahun. Kemudian ia pindah ke Universitas Columbia, sebuah Universitas yang cukup terkenal yang ada di kota New York. Di sana, ia berhasil meraih gelar Bachelor of Art (BA) pada tahun 1983.
Menatap White House.
Karier politik Barack Obama sendiri dimulai dari level nol. Ia bergabung dengan Partai Demokrat(3) dan maju pada pemilihan umum (general electoral) untuk memperbutkan posisi senat untuk wilayah Illinois pada 1996. Di sinilah awal karier politiknya mulai dikenal.
Sebagai seorang senator, ia aktif dalam berbagai kegiatan, mempromosikan berbagai kebijakan yang cukup ‘progresif’ dan mulai dikenal sebagai politikus yang memiliki visi untuk sebuah Amerika Serikat yang lebih humanis. Sering ia terlibat dalam berbagai perdebatan untuk menghapus berbagai kebijakan yang dirasa berbau rasis.
Merasa cukup memiliki basis dukungan, ia kemudian maju sebagai calon Senator Amerika Serikat. Keyakinannya berbuah manis. Tanpa halangan berarti, ia melenggang ke kursi senat dengan dukungan suara yang melimpah. Banyak yang memprediksi, Obama memang berkeinginan maju sebagai calon presiden Amerika Serikat sejak lama.
Hal itu bisa dilihat dari jejak politiknya yang begitu terencana. Semula menjadi senator negara bagian (untuk Illinois), kemudian menjadi senator Amerika Serikat dan akhirnya merebut posisi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Bertarung dengan Hillary Clinton
Sebelum maju sebagai kandidat presiden pada tahun 2008 lalu, ia terlebih dahulu harus melewati ujian yang luar biasa dasyhatnya, melawan Hillary Clinton (4) dalam pemilihan pendahuluan. Tidak seperti saat ia dengan mudah meraih posisi senator, kali ini lawannya benar-benar sangat berat. Selain sebagai istri dari mantan presiden Bill Clinton, Hillary juga memiliki basis dukungan yang kuat dan mengakar dari kalangan pengurus Partai Demokrat.
Tapi itu tak menyurutkan niatnya. Setelah melewati masa kampanye dan konvensi nasional yang panjang dan melelahkan, akhirnya Obama terpilih sebagai kandidat untuk melawan John McCain, seorang senator Partai Republik(5) berhaluan ultra-konservatif dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Diterpa Badai Rasisme
Majunya Obama sebagai calon presiden tentu saja menghentak seluruh dunia. Apalagi kalau bukan karena statusnya sebagai seorang Afro-Amerika . Walau mendapat dukungan yang luar biasa besar dari kalangan minoritas(6), kaum muda dan perempuan, ia harus menghadapi seorang John McCain, senator berpengalaman yang memanfaatkan sentimen rasis.
Pada saat itu Obama diuntungkan dengan bosannya warga Amerika Serikat kepada kebijakan-kebijakan Presiden George Walker Bush yang dianggap arogan, kasar dan gila perang. Kebetulan Presiden Bush berasal dari Partai Republik. Hal inilah yang kemudian menguntungkan Obama yang berasal dari Partai Demokrat.
Selain itu Obama secara cerdas melempar berbagai isu yang mampu mematikan kubu Republik. Selain efisiensi perang Irak dan Afganistan, Obama juga melempar isu keadilan bagi seluruh warga negara, memperjuangkan status imigran, sistem ekonomi yang lebih memihak pada kalangan menengah ke bawah serta mengurangi anggaran militer.
Tapi rival Obama tidak tinggal diam. Berkali-kali Obama diserang oleh isu rasisme. Yang paling mengerikan adalah ancaman dari sebuah kelompok yang bernama KKK(7) (Klu Klux Klan) yang mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berada di ambang perpecahan yang mengerikan jika Obama terpilih.
Presiden Kulit Hitam Pertama Dalam sejarah Amerika Serikat
Tapi sejarah membuktikan lain. Walau statusnya sebagai seorang Afro-Amerika , Obama berhasil meraih simpati rakyat Amerika Serikat. Ia melenggang ke gedung putih dengan persentase 52% suara. Sedang senator John McCain harus puas dengan 45% suara.
Kemenangan Obama langsung disambut gegap gempita oleh seluruh dunia. Ia dianggap sebagai presiden paling internasional. Memiliki ayah asal Afrika (Kenya), pernah tinggal di Indonesia (Asia) dan menjadi presiden sebuah negara dengan populasi penduduk paling beragam di dunia. Banyak yang menggantungkan harapan di pundak si anak Menteng ini.
Nongkrong lagi di White House
Jika pada tahun 2008 lalu Obama bertarung dengan senator John Mc Cain, kali ini ia ditantang Mitt Romey. Sama seperti McCain, Mitt Romey juga dikenal sebagai sosok politisi yang konservatif. Berbagai kritik coba dilemparkannya untuk menyudutkan Obama, seperti tingkat pengangguran yang semakin meningkat, politik luar negeri yang sering dianggap lembek sampai korupsi.
Tetapi semua itu berhasil dimentahkan oleh Obama. Hal ini karena dalam masa pemerintahannya, Obama telah berhasil menarik simpati rakyat Amerika Serikat dengan berbagai kebijakannya yang populis. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:
Tantangan Baru
Dalam masa jabatannya yang kedua ini, Obama benar-benar menjadi tumpuan harapan, tidak hanya bagi rakyat Amerika , tapi juga bagi seluruh dunia. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Amerika Serikat, seluruh dunia menanti berbagai kebijakan Obama, terutama dalam menangani berbagai masalah universal yang mengancam umat manusia.
Keterlibatan Obama yang dinilai lebih cinta damai daripada para pendahulunya sangat dinanti dalam membantu menyelesaikan berbagai konflik, mulai dari konflik Suriah, Israel-Palestina, Mesir ,Cina-Jepnag hingga Rohingya. Obama juga dijadikan tumpuan harapan bagi dunia untuk menekan dampak krisis ekonomi global.
Yang paling penting, Obama juga memiliki Pekerjaan Rumah yang besar untuk menekan produksi gas rumah kaca dari industri di Amerika Serikat, dan bekerja lebih keras lagi melawan global warming (pemanasan dunia). Sebagai seorang presiden negara adidaya, hal itu tidaklah mengherankan. Walau banyak pihak pesimis Obama mampu melanjutkan tren kebijakan populisnya seperti pada periode pertamanya, tapi sejarah sudah mencatat bagaimana Barry mampu mencenangkan banyak pihak dengan berbagai langkah-langkah mengejutkannya.
Selamat Obama.
Referensi :
Evander Lazy Mole
Wikipedia
Kompas.com
Metrotv.com
Indefencemarxist.com
Viva.com
Footnote:
(1) Donald Trump adalah seorang pengusaha dan milyuner asal Amerika Serikat. Ia mengendalikan berbagai perusahaan berbasis media. Sebelumnya ia sempat berencana maju sebagai kandidat presiden dari Partai Republik tapi kemudian ia urungkan.
(2) Nyong O’Ma Kogello adalah seorang warga negara Kenya. Ia berkuliah di Universitas Hawaii, di mana kemudian ia berkenalan dengan Ann Duham dan menikahinnya. Mereka kemudian bercerai. Nyong O’Ma Kogello sendiri meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada tahun 1982.
(3) Salah satu dari dua Partai besar di Amerika Serikat. Partai Demokrat dikenal dengan ideologinya yang liberal.
(4) Hilarry Rodham Clinton adalah mantan Ibu Negara Amerika Serikat. Kini ia menjabat sebagai menteri luar negeri.
(5) Salah satu dari dua Partai politik besar di Amerika Serikat. Sering disebut sebagai GOP atau Gran Old Party karena berhaluan konservatif.
(6) Kaum minoritas sering merujuk pada para imigran Amerika yang berasal dari komunitas Hispanik (para pendatang dari Amerika Selatan), Negro, Asia, Arab, Lebanon, Eropa Timur, dll.
(7) Sebuah organisasi politik yang berpusat di Amerika Serikat bagian selatan. Memiliki haluan politik yang sangat radikal. Ideologinya sangat erat dengan anggapan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah negara untuk warga kulit putih (Anglo-Saxon). Pernah terlibat dalam berbagai tindakan kriminal termasuk pembunuhan, perampokan dan peledakan. Dalam situs resminya sempat memperingatkan bahwa akan ada kerusuhan dan konflik jika Obama menang, walau itu tidak terbukti.
![]() |
Presiden Barrack Obama |
Mengapa Barrack Husein Obama, yang tak lain adalah satu-satunya presiden berkulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat mampu mengulang suksesnya seperti pada pemilihan presiden 4 tahun lalu?
Apakah mesin politik dan strategi kampanyenya memang masih terlampau cerdas dan trengginas bagi lawannya? Atau mungkin karena rakyat Amerika Serikat sudah merasa nyaman dengan kebijakan-kebijakannya yang justru bagi musuh-musuhnya sering disebut sebagai sebuah tindakan yang akan menjebloskan Amerika dalam kehancuran? Inilah dia sekelumit cerita tentang Barrack Husein Obama, si anak Menteng yang kembali menunjukkan tajinya merebut kursi kepresidenan Amerika untuk kedua kalinya.
Jejak Langkah Si Anak Menteng
Donald Trump (1), seorang milyuner sekaligus tokoh Partai Republik, pernah mengutarakan hal yang cukup menggemparkan. Secara terang-terangan pemilik berbagai perusahaan multinasional dan pengusaha kawakan ini mengatakan bahwa keikutsertaan Barrack Obama dalam pemilihan presiden Amerika Serikat adalah sebuah tindakan yang ilegal dan melanggar konstitusi. Apa pasal?
Ternyata Donald Trump tidak sepenuhnya yakin bahwa Barrack Obama lahir di Amerika Serikat. Konstitusi Amerika Serikat memang mengharuskan semua calon yang akan menjadi kandidat presiden haruslah lahir di Amerika Serikat . Isu ini ternyata cukup jitu untuk menarik perhatian media. Ia bahkan secara tidak langsung meminta agar kewarganegaraan Barrack Obama dicabut. Tapi kemudian sang milyuner harus menerima kenyataan pahit ketika pihak penyidik Amerika Serikat menyatakan bahwa Barrack Obama adalah sah warga Amerika Serikat dan lahir di Honolulu, Hawaii.
Menurut sumber yang sah, Obama lahir di Honolulu, negara bagian Hawaii pada 4 Agustus 1961. Walau memang memiliki ayah seorang Kenya, Nyang O’Ma Kogello (2), tetapi ibu Barrack Obama adalah seorang warga Amerika tulen. Ibu Obama sendiri bernama Ann Duham, seorang wanita kulit putih kelahiran Wichita, negara bagian Kansas.
Kemudian Ibu Obama, Ann Duham, bercerai dengan suaminya ketika Obama berusia sekitar 2 tahun. Setelah itu, ia menikah lagi. Kali ini dengan seorang pria asal Indonesia bernama Lolo Soetoro. Karena pernikahan ini pula, akhirnya Ann Duham memilih pindah dari Hawaii ke Jakarta, tentu saja bersama buah hatinya Obama kecil.
Di Jakarta, Ann Duham melakukan berbagai penelitian, terutama mengenai kehidupan warga di desa-desa di Jawa. Seperti diketahui Ann Duham adalah seorang antropolog yang bekerja untuk beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokusnya pada pemberdayaan masyarakat desa. Ia juga bekerja sebagai pekerja lapangan untuk menyelesaikan program disertasi doktoralnya. Walau begitu ia tetap tidak mengesampingkan pendidikan dan perhatian kepada Obama kecil.
Semasa kecil, Barry, sebutan Barrack Obama, bersekolah di SD Khatolik Santo Fransiskuss Assisi di Tebet. Di tempat itu, ia bersekolah selama tiga tahun dan kemudian memilih pindah ke SD Besuki (sekarang bernama SD Negeri Menteng 1), Menteng, Jakarta selama satu tahun.
Hal inilah yang membuatnya secara tidak langsung memiliki semacam ikatan emosional dan sejarah dengan Indonesia.
Ternyata semasa hidup di Menteng, Jakarta, Obama sudah diajari oleh ibundanya untuk hidup membaur dengan warga pribumi. Walau tercatat sebagai satu-satunya warga asing di lingkungan perumahannya, Obama ternyata memiliki banyak teman sewaktu kecil. Ia juga terbiasa memakai sarung dan kaos oblong saat bermain dengan teman-temannya. Tak jarang ia juga ikut bermain di kebun atau lapangan sekitar rumahnya.
Tak jarang pula Ibu Obama, Ann Duham, terlibat dalam beberapa kegiatan warga di lingkungan tempat tinggalnya. Itulah alasan mengapa sampai saat ini masih banyak warga di lingkungan Menteng dalam yang masih ingat tentang Ann Duham dan keluarganya.
Selain dididik untuk dapat bergaul, Obama juga diajari untuk bekerja keras, rajin belajar dan hidup prihatin. Ann Duham tidak ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang malas, lembek dan hanya bisa berfoya-foya. Setiap pagi, Ann Duham mengharuskan Obama untuk bangun tidak lebih dari jam 5 untuk kemudian belajar atau sekadar membaca buku.
Mahasiswa Brilian yang Sempat Terperosok Kokain
Kerja keras dan ketekunan Obama di masa kecilnya kemudian membawanya meraih keberhasilan, terutama di bidang pendidikannya. Setelah sempat bersekolah selama kurang lebih empat tahun, Barry kemudian kembali ke Hawaii dan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Punahou. Di sana ia tinggal bersama kakek dan neneknya.
Di Hawaii pula ia menempuh pendidikan menengah hingga akhirnya lulus pada tahun 1979. Pada masa itu ternyata merupakan salah satu masa kelam bagi Barrack Obama. Ia mengaku sempat terperosok menjadi pemakai kokain dan mariyuana. Saat menjelang pemilihan presiden pada tahun 2008, Ia menyebut masa itu sebagai masa kegelapan dan kesalahan moral terbesarnya.
Walau begitu ia lalu diterima sebagai mahasiswa pada Occidental College selama kurun waktu dua tahun. Kemudian ia pindah ke Universitas Columbia, sebuah Universitas yang cukup terkenal yang ada di kota New York. Di sana, ia berhasil meraih gelar Bachelor of Art (BA) pada tahun 1983.
Menatap White House.
Karier politik Barack Obama sendiri dimulai dari level nol. Ia bergabung dengan Partai Demokrat(3) dan maju pada pemilihan umum (general electoral) untuk memperbutkan posisi senat untuk wilayah Illinois pada 1996. Di sinilah awal karier politiknya mulai dikenal.
Sebagai seorang senator, ia aktif dalam berbagai kegiatan, mempromosikan berbagai kebijakan yang cukup ‘progresif’ dan mulai dikenal sebagai politikus yang memiliki visi untuk sebuah Amerika Serikat yang lebih humanis. Sering ia terlibat dalam berbagai perdebatan untuk menghapus berbagai kebijakan yang dirasa berbau rasis.
Merasa cukup memiliki basis dukungan, ia kemudian maju sebagai calon Senator Amerika Serikat. Keyakinannya berbuah manis. Tanpa halangan berarti, ia melenggang ke kursi senat dengan dukungan suara yang melimpah. Banyak yang memprediksi, Obama memang berkeinginan maju sebagai calon presiden Amerika Serikat sejak lama.
Hal itu bisa dilihat dari jejak politiknya yang begitu terencana. Semula menjadi senator negara bagian (untuk Illinois), kemudian menjadi senator Amerika Serikat dan akhirnya merebut posisi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Bertarung dengan Hillary Clinton
Sebelum maju sebagai kandidat presiden pada tahun 2008 lalu, ia terlebih dahulu harus melewati ujian yang luar biasa dasyhatnya, melawan Hillary Clinton (4) dalam pemilihan pendahuluan. Tidak seperti saat ia dengan mudah meraih posisi senator, kali ini lawannya benar-benar sangat berat. Selain sebagai istri dari mantan presiden Bill Clinton, Hillary juga memiliki basis dukungan yang kuat dan mengakar dari kalangan pengurus Partai Demokrat.
Tapi itu tak menyurutkan niatnya. Setelah melewati masa kampanye dan konvensi nasional yang panjang dan melelahkan, akhirnya Obama terpilih sebagai kandidat untuk melawan John McCain, seorang senator Partai Republik(5) berhaluan ultra-konservatif dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Diterpa Badai Rasisme
Majunya Obama sebagai calon presiden tentu saja menghentak seluruh dunia. Apalagi kalau bukan karena statusnya sebagai seorang Afro-Amerika . Walau mendapat dukungan yang luar biasa besar dari kalangan minoritas(6), kaum muda dan perempuan, ia harus menghadapi seorang John McCain, senator berpengalaman yang memanfaatkan sentimen rasis.
Pada saat itu Obama diuntungkan dengan bosannya warga Amerika Serikat kepada kebijakan-kebijakan Presiden George Walker Bush yang dianggap arogan, kasar dan gila perang. Kebetulan Presiden Bush berasal dari Partai Republik. Hal inilah yang kemudian menguntungkan Obama yang berasal dari Partai Demokrat.
Selain itu Obama secara cerdas melempar berbagai isu yang mampu mematikan kubu Republik. Selain efisiensi perang Irak dan Afganistan, Obama juga melempar isu keadilan bagi seluruh warga negara, memperjuangkan status imigran, sistem ekonomi yang lebih memihak pada kalangan menengah ke bawah serta mengurangi anggaran militer.
Tapi rival Obama tidak tinggal diam. Berkali-kali Obama diserang oleh isu rasisme. Yang paling mengerikan adalah ancaman dari sebuah kelompok yang bernama KKK(7) (Klu Klux Klan) yang mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berada di ambang perpecahan yang mengerikan jika Obama terpilih.
Presiden Kulit Hitam Pertama Dalam sejarah Amerika Serikat
Tapi sejarah membuktikan lain. Walau statusnya sebagai seorang Afro-Amerika , Obama berhasil meraih simpati rakyat Amerika Serikat. Ia melenggang ke gedung putih dengan persentase 52% suara. Sedang senator John McCain harus puas dengan 45% suara.
Kemenangan Obama langsung disambut gegap gempita oleh seluruh dunia. Ia dianggap sebagai presiden paling internasional. Memiliki ayah asal Afrika (Kenya), pernah tinggal di Indonesia (Asia) dan menjadi presiden sebuah negara dengan populasi penduduk paling beragam di dunia. Banyak yang menggantungkan harapan di pundak si anak Menteng ini.
Nongkrong lagi di White House
Jika pada tahun 2008 lalu Obama bertarung dengan senator John Mc Cain, kali ini ia ditantang Mitt Romey. Sama seperti McCain, Mitt Romey juga dikenal sebagai sosok politisi yang konservatif. Berbagai kritik coba dilemparkannya untuk menyudutkan Obama, seperti tingkat pengangguran yang semakin meningkat, politik luar negeri yang sering dianggap lembek sampai korupsi.
Tetapi semua itu berhasil dimentahkan oleh Obama. Hal ini karena dalam masa pemerintahannya, Obama telah berhasil menarik simpati rakyat Amerika Serikat dengan berbagai kebijakannya yang populis. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:
- Mengurangi anggaran militer yang diangap terlalu besar.
- Menghentikan program misil luar angkasa dengan semboyannya untuk menciptakan luar angkasa yang damai bagi semua.
- Mengurangi dan berusaha menghapus senjata nuklir.
- Meningkatkan tunjangan pensiun bagi veteran.
- Meningkatkan dana kesehatan dan pelayanan publik.
- Respon cepat saat badai Katrina dan Sandy.
- Berbagai kebijakan populis untuk melindungi imigran.
- Menarik pasukan Amerika Serikat dari Afganistan dan Irak.
- Keberhasilan negosiasi nuklir dengan Rusia.
Tantangan Baru
Dalam masa jabatannya yang kedua ini, Obama benar-benar menjadi tumpuan harapan, tidak hanya bagi rakyat Amerika , tapi juga bagi seluruh dunia. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Amerika Serikat, seluruh dunia menanti berbagai kebijakan Obama, terutama dalam menangani berbagai masalah universal yang mengancam umat manusia.
Keterlibatan Obama yang dinilai lebih cinta damai daripada para pendahulunya sangat dinanti dalam membantu menyelesaikan berbagai konflik, mulai dari konflik Suriah, Israel-Palestina, Mesir ,Cina-Jepnag hingga Rohingya. Obama juga dijadikan tumpuan harapan bagi dunia untuk menekan dampak krisis ekonomi global.
Yang paling penting, Obama juga memiliki Pekerjaan Rumah yang besar untuk menekan produksi gas rumah kaca dari industri di Amerika Serikat, dan bekerja lebih keras lagi melawan global warming (pemanasan dunia). Sebagai seorang presiden negara adidaya, hal itu tidaklah mengherankan. Walau banyak pihak pesimis Obama mampu melanjutkan tren kebijakan populisnya seperti pada periode pertamanya, tapi sejarah sudah mencatat bagaimana Barry mampu mencenangkan banyak pihak dengan berbagai langkah-langkah mengejutkannya.
Selamat Obama.
Referensi :
Evander Lazy Mole
Wikipedia
Kompas.com
Metrotv.com
Indefencemarxist.com
Viva.com
Footnote:
(1) Donald Trump adalah seorang pengusaha dan milyuner asal Amerika Serikat. Ia mengendalikan berbagai perusahaan berbasis media. Sebelumnya ia sempat berencana maju sebagai kandidat presiden dari Partai Republik tapi kemudian ia urungkan.
(2) Nyong O’Ma Kogello adalah seorang warga negara Kenya. Ia berkuliah di Universitas Hawaii, di mana kemudian ia berkenalan dengan Ann Duham dan menikahinnya. Mereka kemudian bercerai. Nyong O’Ma Kogello sendiri meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada tahun 1982.
(3) Salah satu dari dua Partai besar di Amerika Serikat. Partai Demokrat dikenal dengan ideologinya yang liberal.
(4) Hilarry Rodham Clinton adalah mantan Ibu Negara Amerika Serikat. Kini ia menjabat sebagai menteri luar negeri.
(5) Salah satu dari dua Partai politik besar di Amerika Serikat. Sering disebut sebagai GOP atau Gran Old Party karena berhaluan konservatif.
(6) Kaum minoritas sering merujuk pada para imigran Amerika yang berasal dari komunitas Hispanik (para pendatang dari Amerika Selatan), Negro, Asia, Arab, Lebanon, Eropa Timur, dll.
(7) Sebuah organisasi politik yang berpusat di Amerika Serikat bagian selatan. Memiliki haluan politik yang sangat radikal. Ideologinya sangat erat dengan anggapan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah negara untuk warga kulit putih (Anglo-Saxon). Pernah terlibat dalam berbagai tindakan kriminal termasuk pembunuhan, perampokan dan peledakan. Dalam situs resminya sempat memperingatkan bahwa akan ada kerusuhan dan konflik jika Obama menang, walau itu tidak terbukti.
Post a Comment for "Barrack Obama Menang : Anak Menteng Nongkrong (lagi) di White House"
Tidak menerima komentar berbau SARA, kampanye, iklan judi, pornografi, atau spam.